ولمُسلِمٍ عَنْ عَائِشَة رضيَ الله عَنْهَا قَالتْ: سَمِعتُ رَسول الله
صلى الله عليه يَقولُ: “لا صَلاة بِحَضْرَةِ الطعَام، ولا وَهُوَ
يدَافِعُهُ الأخبَثَان “
Dalam
riwayat muslim , dari Aisyah – radiyallahu ‘anha dia berkata, “ Aku
mendengar Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wasallam- bersabda ; “ tidak
ada ( tidak boleh ) shalat bagi seseorang. yang dikerjakan ketika
makanan sudah dihidangkan dan bagi orang yang menahan buang air
kecil/BAK maupun besar /BAB ( Hr. Muslim )
Makna & Faedah Hadist :
1. Rasulullah melarang seseorang melakukan shalat dalam keadaan
makanan sudah dihidangkan dan disantap serta ketika menahan kencing /
kotoran sebab shalat menjadi tidak sempurna karena sibuk dengan menahan
kencing / kotoran tersebut .
2. Ulama berselisih pendapat apakah sah shalat dalam keadaan makanan sudah dihidangkan dan menahan kencing / kotoran :
a. Ulama Dhahiriyyah, Syeikhul islam Ibnu Taimiyyah
berpendapat bahwa tidak sah shalat , bahkan mereka mengangap shalat itu
bathil , akan tetapi Ibnu taimiyyah mengatakan tidak sah shalatnya
kalau dia berkeinginan sekali untuk makan berdasarkan hadist ini.
b. Jumhur ulama’ berpendapat sah shalatnya tetapi makruh
shalat dalam keadaan seperti itu akan tetapi shalatnya tidak sempurna.
3. Sesungguhnya menghadirkan hati dengan khusu’ dan tumakninah
sangat di butuhkan ketika shalat, sudah seharusnya dan sepantasnya
orang yang shalat menjauhkan diri dari hal-hal yang menganggu shalatnya.
4. Sesungguhnya keinginan yang sangat dan benar-benar butuh untuk
makan dan minum, kencing dan buang kotoran adalah udhur ( keringanan )
bagi seseorang ( laki-laki ) untuk tidak mengikuti shalat berjama’ah
dengan syarat hal seperti itu tidak dibiasakan pada tiap-tiap akan
shalat.
5. Imam Ash Shan’aniy brkata : ketahuilah
permasalahan disini bukanlah masalah mendahulukan hak hamba terhadap
Allah Ta’alaa akan tetapi permasalahannya adalah : shiyanaul haqqulbarii
( menjaga hak-hak Allah ) agar hamba-2 Allah ketika menunaikan ibadah
hatinya tidak kesana kemari ( berpaling dari Allah) ketika menghadap
kepada Allah .
6. Sebagian ulama menafsirkan didalam khusyu’
ini terkumpul rasa takut seorang hamba kepada Allah Ta’alaa dan
tenangnya jiwa dimana tenangnya jiwa ini dapat dilihat dari tenangnya
anggota badan sesui dengan tujuan Ibadah itu sendiri
INTI SARI DARI 2 HADIST INI ( ODOH 205 DAN 206 ) TENTANG LARANGAN MENAHAN KENCING DAN KOTORAN SERTA MAKAN KETIKA AKAN SHALAT
Ulama berkata :
Shalat merupakan saat munajat ( suatu cara seorang hamba untuk
berhubungan dengan rabbnya pent.) maka bagaimanakah seorang hamba
menghadap kepada rabbnya dalam keadaan lalai ?
Sungguh para ulama bersepakat bahwa tidak ada pahala bagi seorang hamba yang lalai darinya, karena Allah ta’alaa berfirman:
وَأَقِمَ الصَلَاةَ لِذِكْىرِيْ
Dan dirikanlah shalat untuk mengingatku ( Qs. Thaha : 14 )
وَ لَاتَكُنْ مِنَ الْغَافِلِيْنَ
Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai
Dan dalam hadist yang marfu’ yang diriwayatkan oleh Abu Dawud , Nasai, dan Ibnu hibban, Rasulullah bersabda :
” إن العبد ليصلي الصلاة لا يكتب له، عشرها ولا سدسها “
Sesungguhnya seorang hamba yang shalat, kadang-kadang shalatnya tidak ditulis pahalanya kecualii 1/10 atau 1/6 nya saja .
Sesungguhnya shalat itu diwajibkan agar ingat kepada Allah Ta’alaa,
jika hati orang yang shalat itu tidak mengangungkan Allah dan tidak
mencintaiNya maka berkuranglah nilai shalatnya.
Hadirnya hati
akan menyisihkan hal-hal yang menganggu ketika Shalat maka disini sangat
dibutuhkan ILMU , AMAL , dan pikiran tidak diarahkan kecuali pada
keduanya ( hanya untuk mencari ilmu dan amal semoga dengan disebarkannya
hadist melalui BC ini menambah ilmu sehingga kita beramal berdasarkan
ilmu bukan berdasarkan ikut-ikutan semata pent.)
Lalainya hati
ketika shalat dalam bermunajat ini menunjukkan adanya rasa cinta dunia
dan khawatir ( takut kehilangan ) perkara-perkara dunia.
Wallahu alam
Dinukil dr
: Kitab Taisiul Alam syarah ‘Umdatul Ahkam. Jillid 1. , Kitabus
Sholat Bab fii saiiiin min makruuhaaatis sholat hadist no 51 , hal :
85-86 , Cet. Maktabah Ar Rossyid. Riyadh KSA )
سُلَيْمَان اَبُوْ شَيْخَه
2837AECC / 287302DE
أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ
Semoga Allah Ta’alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan .
Kategori : One Day One Hadist
Ustadz Sulaiman Abu Syeikha
Sumber : http://abusyeikha.blogspot.com/2015/01/one-day-one-hadist-odoh-206-tidak.html