One Day One Hadist (163)
HUKUM JILATAN ANJING
٨ – أَخْبَرَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي رَزِينٍ وَأَبِي صَالِحٍ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيُرِقْهُ
ثُمَّ لِيَغْسِلْهُ سَبْعَ مِرَارٍ
Telah mengabarkan kepada kami
al-A’masy dari Abu Razin, dan Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seekor
anjing menjilat bejana salah seorang dari kalian, maka hendaklah dia
membalik dan mencucinya tujuh kali.” (HR. Muslim (418-421) idem,
Bukhari (167), Abu Dawud (65) An Nasai (63,64,65,336,337) Ibnu Majah
(357,358,360) Ahmad (7043,7286,7348) Malik (60) Darimi (730))
Keterangan Hadist:
1. Jilantan anjing merupakan najis Mugholadhoh ( najis berat ) krn anjing sangat kotor dan menjijikan serta membawa penyakit.
2. Barang apapun yang dijilat anjing maka bekasnya menjadi najis ,
walaupun bekas najisnya tidak nampak, misal ada mangkok/piring/makanan
yg dijilat anjing maka hùkum mangkok/piring/makanan tsb menjadi najis,
begitu juga yg disekitar jilatan anjing tsb.
3. Wajib mencuci bejana yg dijilati anjing tsb dgn dicuci sebanyak 7X.
4. Wajib mengunakan salah satu dari 7X basuhan (dalam riwayat lain 8 X
basuhan) tersebut dicampur dengan debu atau tanah, boleh digunaakan
diawal kali mencuci maupun diakhir kalinya , yg paling afdhol dipertama
kalinya agar mudah membersihkan alat tsb.
5. Imam ahmad dan
imam syafi’ii berpendapat, jika ada bahan lain yg dpt menngantikan
kedudukan debu/tanah (seperti sabun dll dr alat 2 pembersih yg dpt
membersihkan ) maka dapat digunakan, bukan hanya debu yg menjadi tujuan,
tetapi kebersihan yg menjadi permasalahan.
6. Akan tetapi yg
mashur dalam madzhab syafi’ii adalah harus dgn debu / tanah hal ini
dikuatkan oleh Ibnu Daqiqul ‘ied dgn alasann bahwa : mengunakan debu itu
yg ditunjukkan oleh dalil diatas, dan debu merupakan salah satu
pembersih atau pencuci.
7. Imam nawawi berkata : menurut
pendapat yg shahih tidak bisa sabun atau alat pembersih lainnya
menemppati/mengantikan kedudukan debu / tanah.
8. Syeikh Abdullah
Ali Bassam mengkomentari : telah nampaka dan jelas sekali tatkala
dibahas secara ilmiyah pada zaman modern ini , bahwa tanah/debu dapat
menghilangkan najis yg tdk mungkin bisa hilang / lenyap dgn bbersih
kecuali dgn debu atau tanah dan ini menunjukkan kemukjizatan Rasuluah.
9. Betappa tinggi dan agungnya Syari’at yg mulia ini , krn memang dr
Allah dan sampai kepada kita melalui Rasulullah yg tdk berbicara
sedikitpun dr hawa nafsunya melainkan semua yg dikatakan beliau adalah
wahyu,
10. Secara tekstual hadist ini bersifat umum bagi
seluruh anjing, adapun anjing2 penjaga, dan pemburu yg diperbolehkan
oleh syari’at maka terdapat rukhsoh ( keringanan) dikarenakan susahnya.
Terus menerus mencucinya .
Rujukan :
:Taisiril Alam syarah
‘umdatul ahkam karya As Syeikh Abdullah Alu Bassam , jld 1, hal : 19-21.
hadist ke 6, Cet. Maktabah Ar Rusdi Riyadh 1420 H )
Semoga bermanfaat
أَسْعَدَ اللّهُ مَسَائَ كُمْ وَ لَيْلكم
Semoga Allah menjadikan sore dan malam kalian penuh dengan kebahagiaan
Kategori : One Day One Hadist
Ustadz Sulaiman Abu Syeikha
Sumber : http://abusyeikha.blogspot.com/2014/10/odoh-1630-hukum-jilatan-anjing_16.html